KOTO TINGGI, 02 DESEMBER 2019
ECOBRICKS, Ecobrick berasal dari kata ecology yang berarti ekologi dan brick yang berarti bata atau bisa disebut juga dengan bata ramah lingkungan. Ecobrick ini terbuat dari botol plastik yang diisi dengan sampah plastik hingga padat.
Russel Maier, pemerhati lingkungan asal Kanada memperkenalkan metode baru pengolahan sampah plastik. Metode pengolahan plastik yang kreatif itu bernama Ecobrick yang dapat menghasilkan berbagai barang bermanfaat, dan Ani Himawati perempuan asal indonesia yang memiliki rasa kepedulian sangat tinggi terhadap sejumlah negara berkembang, di Asia Tenggara khususnya, dalam menghadapi permasalahan sampah plastik.
Ecobrick ini terbuat dari botol plastik yang diisi dengan sampah plastik hingga padat. Cara pembuatan ecobrick itu sendiri memang tidaklah bisa cepat walau terlihat sederhana: yaitu melalui botol plastik ukuran 600 ml diisi sekitar 250 gram sampah plastik atau sama dengan 2500 lembar plastik bungkus mie instan. Sedangkan untuk botol plastik ukuran 1,5 liter yang dapat diisi sekitar 600 gram atau hampir sama dengan 6000 lembar plastik bungkus mie instan.
Botol-botol Ecobricks yang sudah jadi, dapat diikat atau di lem dan disusun menjadi tempatduduk, meja tamu bahkan dapat dijadikan dinding rumah dalam skala banyak.
Mengingat cara yang mudah dan biaya yang murah, dan mengingat bahwa setiap hari kita selalu menghasilkan sampah plastik maka dengan bekerja sama dengan Pemerintahan Nagari Koto Tinggi, Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan anak Kab. Padang Pariaman pada tanggal 29 November 2019 melakukan pelatihan dalam hal pengelolaan sampah plastik di Nagari Koto Tinggi yang bertempat di Kantor Nagari Koto Tinggi.