Koto Tinggi (1/08/2019), Budaya Minangkabau sudah ada sejak ratusan tahun lalu dan telah melewati berbagai tantangan dan proses dalam perkembangannya dan terbukti masih mampu bertahan sampai saat ini, dan diakui mampu diandalkan dalam kehidupan masyarakat serta sesuai dengan kepribadian dan filsafat hidup serta merupakan jati diri yang perlu dipelihara.
Dalam perkembangannya, budaya minangkabau tidak menutup diri terhadap perubahan yang terjadi dan masuknya pengaruh budaya asing seperti melalui kearifan lokal masyarakat Minang telah terjadi akulturasi dengan masuknya ajaran Islam. Senada dengan itu, terjadinya globalisasi dengan perkembangan teknologi dan informasi serta komunikasi maka mau tidak mau budaya Minangkabau juga bersetuhan dengan budaya barat dan asing lainnya. Harus di akui, persetuhan budaya Minangkabau dengan budaya barat mampu melemahkan nilai-nilai budaya Minangkabau dalam kehidupan masyarakat.
Melemahnya nilai-nilai kebudayaan Minangkabau dalam kehidupan masyarakat, menjadi salah satu penguat dalam pelaksanaan pelestarian budaya Minangkabau di Nagari Koto Tinggi, Kec. Enam Lingkung Kab. Padang Pariaman. Pelestarian budaya ini akan terjadi dengan dukungan masyarakat dan warga nagari serta ditegaskan dengan melahirkan Peraturan Nagari tentang Pelestarian dan Penguatan Budaya Minangkabau di Nagari Koto Tinggi.
Melemahnya nilai-nilai kebudayaan Minang berdampak kepada berkurangnya wibawa dan kharisma Niniak mamak dan ulama, selain itu juga berdampak pada gaya hidup generasi muda Minang. Banyak generasi muda Minang tidak atau kurang mengenal adat istiadat dan budaya Minang yang merupakan budayanya sendiri. Hal ini sungguh merisaukan pemuka masyarakat dan penggiat budaya Minang.
Kerisauan itu dikemukakan Ketua Umum Lembaga Kerapatan Adat dan Alam Minangkabau (LKAAM) Sumatera Barat H. Kamardi Rais Datuk Panjang Simulie, kepada Kompas di Padang. "Betul, etnis Minang suku yang paling cepat berubah karena filosofinya antara lain di mana bumi dipijak, di sana langit dijunjung. Namun, adat dan budaya Minang jangan diabaikan, apalagi dilupakan. Karena benteng diri dan benteng agama," katanya ( https://www.facebook.com/296753920355481/posts/merisaukan-generasi-muda-minang-tak-kenal-adat-dan-budayaadat-dan-budaya-minang-/604608729569997/ )
Beberapa kegiatan perlu dibentuk dan dilaksanakan ditengah masyarakat yang melibatkan secara langsung para generasi muda dan generasi pendahulunya seperti pertemuan untuk silaturahmi dan memberikan bantuan sosial, sosialisasi hingga menggelar pagelaran budaya. Diharapkan, dengan demikian generasi muda saat ini tidak cenderung mengikuti gaya yang independen dan lupa pada harfiahnya sebagai masyarakat berbudaya Minangkabau.